Datsun "Lowrider"
minitruckin.automotive
IWATE, — Sekian belas atau puluh tahun yang lalu, Datsun 620 produksi 1979 ini biasanya mudah ditemui di Tanah Air sedang nongkrong menunggu angkutan pasir atau bata di toko bangunan. Belakangan, masih ada yang menggunakannya untuk urusan serupa. Namun, di Jepang, pikap yang dikategorikan minitruck ini terbawa dalam arus tren kebangkitan mobil lawas dan tak lagi jadi mobil niaga.
Hayato, sang pemilik, mengaku sudah suka pikap sejak lama. Ia pun membongkar pasang pikap ini beberapa tahun belakangan.
Yang menarik, agak susah sebenarnya melihat kekurangan dari badan Datsun milik desainer kaos ini. Walau sederhana, pengerjaan bodi boleh dinilai cukup dan tidak berlebihan serta terkomposisi dengan apik.
Warnanya tak kalah menarik. Itu bukan hitam, melainkan hijau tua. Oleh karenanya, kesan elegan bisa dilihat sekilas, tetapi sebenarnya juga berwarna.
Badannya yang berkelir gelap diperkontras dengan penambahan panel-panel krom, mulai dari bemper depan-belakang hingga kisi-kisi hidung mobil plus batok lampu.
Membuat badannya mendekati tanah adalah pekerjaan menantang bagi si pemilik yang berdomisili di Morioka, Iwate, Jepang, ini. Dengan mengandalkan suspensi udara dari Firestone, ia melibatkan rumah modifikasi T-Craft untuk pengerjaan keseluruhan sasis, termasuk kaki-kaki. Poin-poin modifikasi di bagian ini mencakup per, kantong udara untuk suspensi, galon aluminium, dan kompresor. Total, badan pikap yang dinamai Smooth 620 ini pun turun 6,4 sentimeter dibanding aslinya.
Demi kesan "lowrider", bangku kokpit pun dibuat ulang sehingga penumpang terkesan tenggelam. Hayato juga melekatkan bahan kulit di sekujur interior dan menancapkan perangkat audio dari paduan produk Alpine, Rockford Fosgate, dan Boyds.
Badan yang merebah lantas dikomposisikan dengan pemasangan velg krom model palang enam ukuran 17 x 8 inci dari Eagle dan ban ukuran 235/40R17. Ini menarik bagi mereka yang suka restorasi. Bahannya banyak di Tanah Air. Andai Anda punya dan ingin mengubahnya jadi demikian, si Datsun pun dipastikan akan "cuti" dari rutinitas gotong pasir. (Dimas)
0 komentar:
Posting Komentar